Bahas Soal Banjir, Pemko Gelar Rapat Dengan BWS
Banda Aceh – Pemerintah Kota Banda Aceh mengundang Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera I, Ir Muradi ME dan jajarannya ke Balaikota, Rabu (14/1). Pertemuan dipimpin Sekdakota Banda Aceh Ir Bahagia Dipl SE digelar di ruang rapat Walikota Banda Aceh. Dari unsur Pemko turut hadir Asisten Keistimewaan Ekonomi dan Pembangunan Ir Gusmeri, kepala PU Ir Samsul Bahri M Si, Kepala PDAM Tirta Daroy Junaidi, Kepala BPBD Drs Ridwan, Kepala Dinsosnaker Drs Tarmizi Yahya MM dan sejumlah pejabat lainnya.
Sekdakota menjelaskan, pertemuan dengan pihak Balai Wilayah Sungai ini dilakukan untuk membahas sejumlah persoalan, terutama strategi terkait penanggulan banjir dan sarana air bersih di Banda Aceh.
“Ini sudah menjadi persoalan musiman dimana ketika musim hujan, banjir kerap terjadi disejumlah lokasi di Banda Aceh, terutama daerah-daerah yang lokasinya agak rendah. Tentunya persoalan ini perlu kita koordinasikan dengan pihak BWS” ujar Sekda.
Kata Sekda, ada beberapa persolan teknis yang kita koordinasikan, terutama penyebab terjadinya banjir. Dari hasil survey yang telah dilakukan beberapa waktu lalu, ada beberapa penyebab terjadinya banjir di Banda Aceh, yakni tingginya debit air yang mengalir ke Krueng Aceh dan banyaknya pintu air yang tidak berfungsi dengan baik disepanjang aliran Krueng Aceh.
“Debit air seharusnya lebih banyak mengalir ke Krueng Cut yang di Lamnyong daripada ke Krueng Aceh, namun yang terjadi sebaliknya. Mungkin salah satu caranya nanti akan kita lakukan pengerukan di muara Krueng Cut yang saat ini kondisi sedimennya sudah sangat tinggi” ungkap Bahagia.
Hal lainnya, lanjut Sekda, Pemko akan memperbaiki 33 pintu air dari 38 pintu air yang bermasalah.
“yang tidak berfungsi 33 pintu, itu akan kita perbaiki nanti dan dananya sudah kita anggarkan tahun ini” tambah Sekda.
Terkait dengan penyediaan air bersih, ada beberpa hal yang dibicarakan seperti kemungkinan mencari sumber air baru dan pembangunan WTP yang baru untuk memenuhi pertumbuhan konsumen yang semakin meningkat.
Sementara itu, Kepala BWS Sumatera I, Ir Muradi ME membenarkan bahwa debit air yang seharusnya mengarah ke Krueng Cut adalah 1300 Meter Kubik/detik dan ke krueng Aceh seharusnya 900 Meter Kubik/detik. Namun yang terjadi sebaliknya sehingga luapan air menggenangi wilayah Kota.
“Pengerukan muara Krueng Cut ini tentunya salah-satu solusi untuk menampung lebih banyak air sehingga tidak lagi mengalir ke Krueng Aceh. Tentunya membutuhkan dana besar. solusinya kita minta Walikota menyurati Kementerian untuk kebutuhan ini karena harus di anggarkan dulu biayanya” kata Muradi. (Mkk)