Ajak Warga Shalat Berjamaah, 50 Dai Lakukan Safari

 

Banda Aceh – 50 Dai dan Daiyah Kota Banda Aceh, Sabtu (24/1), berkumpul di Kantor Dinas Syariat Islam (DSI) Kota Banda Aceh. Terlihat berbeda dari biasanya karena para Dai dan Daiyah ini memenuhi halaman belakang kantor DSI dihari Sabtu, hari liburnya kantor-kantor Pemerintah di Banda Aceh.

Selidik punya selidik, ternyata para Dai dan Daiyah yang tergabung dalam organisasi Dai Perkotaan binaan DSI ini sedang melakukan pertemuan dengan pihak DSI. Dalam hal ini, dari pihak DSI hadir Kepala DSI Mairul Hazami SE didampingi Kabid Dakwah Ridwan dan Kabid Syariah dan Pengembangan Dayah, Wirzaini Usman SHi.

Pertemuan yang dilakukan setelah melaksanakan shalat ashar berjamaah membicarakan strategi program safari sekaligus melakukan persiapan menuju sebuah Meunasah di Gampong Lampeot untuk melaksanakan shalat magrib berjemaah. 

Mairul Hazami menjelaskan, sebanyak 50 orang Dai dan Daiyah didampingi pejabat dan sejumlah pegawai DSI akan mengunjungi masjid dan meunasah dalam gampong-gampong (desa) dalam wilayah Kota Banda Aceh secara bergiliran untuk melaksanakan ibadah shalat magrib bersama warga setempat.

“Program ini sudah mulai kita lakukan pada akhir 2014 lalu. Saya masih ingat masjid yang pertama kita kunjungi adalah di Alue Naga. Pada hari ini kita akan shalat magrib bersama warga Lampeuot, Kecamatan Banda Raya,” ujar Mairul.

Kegiatan ini, sambung Mairul, sebagai upaya mengajak masyarakat kembali ke masjid dan menghidupkan shalat berjamaah lima waktu.

“Kita sertakan 50 dai setiap kita bersafari dan kita minta dai-dai ini memberikan tausyiahnya, terutama menyampaikan bagaimana pentingnya shalat berjamaah bagi umat Islam. Kegiatan ini kita lakukan secara terus-menerus sepanjang tahun dari masjid ke masjid,” tambah Mairul.

Pemberi solusi

Sementara itu, Kabid Dakwah, Ridwan menambahkan kegiatan ini juga akan dimanfaatkan sebagai moment untuk mendengar persoalan-persoalan agama yang dihadapi masyarakat gampong.

“Kita juga berharap para dai ini jadi penyelesai masalah dengan kapasitas ilmu yang mereka dimiliki. Dewasa ini Banyak persoalan seperti free sex, aliran sesat dan lainnya,” harap Ridwan.

Selain itu, para pendakwah ini juga diminta mampu menyerap aspirasi masyarakat gampong, terutama aspirasi di bidang agama untuk kemudian menyampaikan dan mengkomunikasikan kembali dengan wali kota yang terkenal sangat concern membangun aqidah umat Islam. (Mkk)


SHARE: