Bangka Tengah Pelajari Wisata Islami ke Banda Aceh
Banda Aceh – Rombongan Komisi II DPRD Bangka Tengah, Bangka Belitung, Rabu (29/4/2015), berkunjung ke Kota Banda Aceh untuk mempelajari penerapan wisata islami.
Kedatangan mereka disambut oleh Asisten Keistimewaan, Pembangunan dan Ekonomi Setdako Banda Aceh Ir Gusmeri MT beserta sejumlah Kepala SKPD di Ruang Rapat Wali Kota, Lantai III Balai Kota Banda Aceh.
Maryam selaku ketua rombongan yang juga menjabat Ketua Komisi II DPRD Bangka Tengah, mengatakan, sebagai kabupaten baru, setelah 15 tahun berpisah dari kabupaten induk, pihaknya baru mulai tertarik untuk mengembangkan sektor pariwisata.
Memasuki periode ketiga pihaknya di kursi legislatif, politisi Partai Demokrat ini mengakui Bangka Tengah belum menjadikan pariwisata sebagai sektor prioritas. “Mayoritas penduduk kami berprofesi sebagai petani dan nelayan. Kami masih terfokus pada infrastruktur dan pendidikan.”
“Sama seperti di Aceh, Bangka Tengah juga banyak memiliki budaya islami dan kami butuh saran dan masukan dari Pemko Banda Aceh untuk masterplan pariwisata yang sedang kami rancang,” kata dia.
Bangka Tengah, ungkap Maryam, juga memiliki sejumlah objek wisata andalan seperti pantai, air terjun dan situs-situs peninggalan bersejarah. “Namun pariwisata tentu bukan soal hiburan semata. Banda Aceh yang menerapkan syariat islam bisa menjadi contoh pariwisata islami di Indonesia.”
Gusmeri yang pada kesempatan itu mewakili Wali Kota Banda Aceh Hj Illiza Saaduddin Djamal SE, mepaparkan secara sekilas tentang Kota Banda Aceh kepada para anggota dewan dari Bangka Tengah.
Ia mengungkapkan, walaupun kunjungan wisatawan lokal sedikit menurun pada tahun ini jika dibandingkan tahun lalu, namun berdasarkan hunian hotel, kunjungan wisatawan manca negara naik hampir dua kali lipat.
“Ke depan kami terus berusaha agar wisatawan jangan hanya transit di Banda Aceh sebelum ke daerah lainnya, tetapi bagaimana mereka bisa tinggal lebih lama. Kontribusi PAD terbesar kita saat ini adalah pajak hotel dan restoran.”
Kadisbudpar Banda Aceh Fadhil SSos MM yang ikut hadir dalam pertemuan yang berlangsung sekira tiga jam tersebut, mengatakan, pemanfaatan potensi sektor pariwisata untuk meningkatkan pendapatan daerah menjadi trend global saat ini.
Untuk itu, Pemerintah Kota Banda Aceh dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2012-2017 juga telah memasukkan item pariwisata islami sebagai salah satu misinya.
“Banda Aceh menjual wisata islami. Targetnya menggaet wisatawan muslim maupun non muslim dari seluruh dunia. Saat ini yang terbanyak datang dari Malaysia. Dengan penerapan Syariat Islam, kami yakin yang non muslim pun bisa menikmati indahnya suasana kehidupan islami,” kata dia.
Mairul Hazami SE MSi selaku Kepala Dinas Syariat Islam (DSI) Banda Aceh, menjelaskan, pelaksanaan Syariat Islam di Aceh sudah menjadi tanggung jawab pemerintah berdasarkan undang-undang.
“Kami ingin warga Kota Banda Aceh selamat di dua kampung, yakni di kampung dunia dan kampung akhirat. Perbuatan yang melanggar syariat harus kami cegah, termasuk memberi pemahaman agama islam kepada masyarakat melalui dakwah-dakwah rutin.”
Selain itu, DSI juga memfasilitasi kegiatan keagamaan di desa-desa. “Mungkin secara nasional, jika suatu pemerintahan daerah berupaya agar kantor desa hidup, namun kami berusaha agar bagaimana masjid itu hidup,” pungkasnya. (Jun)‬