Wakil Wali Kota Banda Aceh Buka World Cleanup Day 2025: “Cintai Lingkungan, Jaga Tanah Budaya Kita”

Pemerintah Kota Banda Aceh melalui Dinas Lingkungan Hidup, Kebersihan, dan Keindahan Kota (DLHK3) menggelar kegiatan World Cleanup Day (WCD) 2025 yang dipusatkan di kawasan Pantai Syiah Kuala dan Makam Syiah Kuala, Gampong Deah Raya, Kecamatan Syiah Kuala, pada Sabtu (27/9/2025).

Acara yang mengusung tema “Cintai Lingkungan, Jaga Tanah Budaya Kita” tersebut dibuka secara resmi oleh Wakil Wali Kota Banda Aceh, Afdhal Khalilullah, B.Sc (Hons), M.T., dengan melibatkan Kepala OPD, aparatur pemerintah, komunitas lingkungan, relawan, serta ratusan peserta dari berbagai elemen masyarakat.

Dalam sambutannya, Wakil Wali Kota menyampaikan rasa syukur dan apresiasi atas kerja keras panitia, komunitas, dan relawan sehingga kegiatan WCD dapat terlaksana dengan baik.

“Pagi-pagi kita sudah berkumpul di sini dengan satu misi, yaitu gotong royong bersama membersihkan Pantai Syiah Kuala. Semoga semangat ini menjadi contoh bahwa menjaga lingkungan bisa dimulai dari aksi sederhana, namun berdampak besar,” ujarnya.

Lebih lanjut, beliau menjelaskan bahwa World Cleanup Day adalah gerakan global yang melibatkan lebih dari 191 negara dengan jutaan relawan setiap tahunnya. Sementara itu, tantangan kebersihan di Banda Aceh juga tidak kecil. Data DLHK3 mencatat timbulan sampah harian mencapai rata-rata 241–256 ton, dengan sebagian besar didominasi sampah plastik sekali pakai.

“Kita patut berterima kasih kepada lebih dari 500 petugas kebersihan yang setiap hari bekerja sejak subuh menjaga kota tetap bersih. Namun kota yang bersih bukan kota yang rajin dibersihkan, melainkan kota yang warganya tidak membuang sampah sembarangan,” tambahnya.

Wakil Wali Kota juga menekankan pentingnya gerakan pilah sampah untuk memanfaatkan kembali barang yang masih bisa digunakan dan mengurangi ketergantungan pada tempat pembuangan akhir. Selain itu, ia mengingatkan bahaya sampah plastik yang dapat mencemari laut hingga berpotensi kembali ke meja makan manusia melalui ikan yang tercemar.

“Lingkungan yang bersih adalah bagian dari identitas budaya Aceh yang Islami, yang mengajarkan kebersihan sebagai sebagian dari iman. Pantai Syiah Kuala ini harus kita jaga agar tetap bisa dinikmati anak cucu kita di masa depan,” tegasnya.

Sejak awal 2025, Pemerintah Kota Banda Aceh berhasil mengurangi timbulan sampah di sumbernya lebih dari 13 ribu ton, atau sekitar 15% dari total sampah. Capaian ini merupakan hasil kerja sama antara pemerintah, sekolah, gampong, komunitas, dan masyarakat.

Mengakhiri sambutannya, Wakil Wali Kota mengajak masyarakat menjadikan aksi bersih-bersih bukan hanya kegiatan tahunan, melainkan gaya hidup sehari-hari.

“Dengan mengucapkan bismillahirrahmanirrahim, kegiatan World Cleanup Day Banda Aceh 2025 secara resmi saya nyatakan dimulai. Mari kita bersihkan pantai kita, mari kita cintai lingkungan kita, mari kita jaga tanah budaya kita,” tutupnya.


SHARE: