September, Praktisi Perencanaan WK Se-Indonesia Kumpul di Banda Aceh
*Aminullah Didapuk Jadi Narasumber Seminar Nasional*
Banda Aceh – Pada pertengahan September 2020 mendatang, ratusan ilmuwan, peneliti, praktisi, dan teknokrat dari seluruh Indonesia dijadwalkan akan berkumpul di Kota Banda Aceh.
Mereka merupakan para pengurus Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia (ASPI) serta perwakilan 74 Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota (S1, S2, dan S3) dari berbagai universitas dan sekolah tinggi anggota ASPI.
Kepastian tersebut disampaikan oleh Kepala Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota Unsyiah Dr Ashfa ST MT saat beraudiensi dengan Wali Kota Banda Aceh H Aminullah Usman SEAk MM, Selasa (11/2/2020) di pendopo.
Adapun kegiatannya bertajuk “Seminar Nasional dan Pertemuan Tahunan ASPI yang diselenggarakan selama dua hari, 10-11 September 2020. “Kami mengajukan permohonan kepada Pak Wali untuk bersedia menjadi salah satu narasumbernya,” ungkap Ashfa.
“Rekan-rekan kami dari luar daerah sangat ingin mengetahui bagaimana progres pembangunan Banda Aceh mulai dari pasca bencana hingga kini. Menurut kami progresnya sangat luar biasa, dan tentu sangat kompeten jika disampaikan langsung oleh wali kota,” ungkapnya lagi.
Pada kesempatan itu, Ashfa juga menyatakan komitmennya untuk mendukung setiap kebijakan dan program Pemko Banda Aceh, terutama terkait perencanaan wilayah dan kota. “Kami siap bergerak bersama mahasiswa untuk menyukseskan program Pak Wali dalam menata dan memperindah kota,” pungkasnya.
Wali Kota Aminullah menyambut baik hajatan organisasi yang berdiri sejak tahun 2000 tersebut di Banda Aceh. Ia juga menyanggupi untuk menjadi narasumber dalam seminar nasional ASPI.
“Perencanaan wilayah dan kota memang merupakan salah satu prioritas pemerintahan kami, karena ini akan menjadi pra syarat atau faktor pendukung suksesnya seluruh program pembangunan,” katanya.
Dari pertemuan tahunan ilmuwan, peneliti, praktisi, dan teknokrat itu, wali kota mengharapkan dapat menghasilkan masukan dan rekomendasi berharga bagi Pemko Banda Aceh terkait perencanaan wilayah dan kota.
Tawaran kontribusi ASPI dan Prodi Perencanaan WK Unsyiah dalam menata kota disambut dengan tangan terbuka oleh Aminullah. “Tahap awal bisa kita berkolaborasi dengan para mahasiswa untuk mempercantik kota dengan mural dan pengecatan sarana publik seperti fly over Simpang Surabaya dan panggung seni budaya di Taman Sari,” ungkapnya.
Hal lainnya, Aminullah mengungkapkan kegiatan ASPI sejalan dengan program dirinya untuk menggelar 1.000 event lokal, nasional, dan internasional dalam setahun di Banda Aceh.
Program yang digagas sedari tahun lalu itu, sudah terbukti mendorong pertumbuhan sektor pariwisata yang berimbas pada peningkatan perekonomian kota. “Jumlah kunjungan wisatawan ke Banda Aceh meningkat tajam dari tahun ke tahun,” ungkapnya.
“Dari tahun 2016 ke 2017 kenaikan jumlah wisatawan masih sekira 15 ribu orang. 2017 ke 2018 melonjak naik menjadi 104 ribu, dan dalam setahun berikutnya bertambah 210 ribu wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Total selama 2019 tercatat ada 510 ribu wisatawan yang datang ke Banda Aceh.”
Secara kasat mata, sambungnya, Banda Aceh dari hari ke hari semakin ramai. “Paling tidak, dalam sehari ada seribu wisatawan yang hilir-mudik di Banda Aceh. Perputaran uang dari sektor pariwisata saja bisa mencapai Rp 2 miliar lebih per hari,” demikian Aminullah Usman. (Jun)